Atika Zuldiana
Mahasiswa Peternakan Universitas Andalas
Pada bulan Juli 2025, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) yang ditempatkan di Nagari Tanjung Pondok Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan melaksanakan kegiatan pendataan peternak di wilayah tersebut. Pendataan ini dilakukan untuk memetakan potensi peternakan lokal sekaligus mengenali jenis ternak yang paling dominan di masyarakat. Kegiatan ini dilakukan secara langsung ke rumah-rumah warga dengan metode wawancara sederhana. Mahasiswa mencatat nama pemilik ternak, jenis ternak yang dipelihara dan jumlah ternak yang dipelihara.
Berikut diagram hasil pendataan peternakan di Nagari Tanjung Pondok. Diagram di bawah dikelompokkan berdasarkan jenis ternak apa saja yang dipelihara di setiap rumah yang ada di Nagari Tanjung Pondok.
Hasil dari pendataan menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di Nagari Tanjung Pondok memelihara ayam. Kebiasaan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga, di mana ayam dipelihara di pekarangan rumah dengan pola yang sederhana namun efektif. Ada yang memelihara ayam untuk mencukupi kebutuhan konsumsi keluarga, seperti menyediakan telur dan daging segar, ada pula yang memanfaatkannya untuk dijual, baik langsung ke tetangga maupun ke pasar terdekat.
Fenomena ini dapat dipahami mengingat ayam merupakan jenis ternak yang mudah dipelihara, tidak memerlukan lahan yang luas, dan perawatannya bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk ibu rumah tangga dan remaja. Selain itu, modal awal untuk memelihara ayam relatif terjangkau, sehingga hampir setiap rumah bisa memulainya. Ayam juga cepat berkembang biak, sehingga dalam waktu singkat populasi dapat bertambah. Produk yang dihasilkan, seperti telur dan daging, memiliki nilai jual yang stabil dan permintaan pasar yang selalu ada, baik untuk dikonsumsi sehari-hari maupun acara khusus seperti perayaan dan hajatan.
Dari sisi ekonomi, memelihara ayam memberi manfaat nyata bagi warga. Penjualan telur atau ayam hidup memberikan pemasukan yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Bagi sebagian keluarga, hasil penjualan ayam menjadi sumber dana tambahan yang membantu biaya pendidikan anak atau kebutuhan harian. Dari perspektif ketahanan pangan, pemeliharaan ayam di Tanjung Pondok berperan penting dalam menyediakan sumber protein hewani yang bergizi bagi keluarga. Telur dan daging ayam mengandung protein, vitamin, dan mineral yang bermanfaat untuk kesehatan, terutama bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan. Dengan memelihara ayam sendiri, warga dapat memastikan ketersediaan bahan makanan berkualitas tanpa bergantung sepenuhnya pada pasokan dari luar daerah.
Temuan ini menunjukkan bahwa ayam merupakan komoditas strategis yang sudah sangat familiar dan melekat dalam kehidupan masyarakat Tanjung Pondok. Dengan potensi besar ini, peluang untuk mengembangkan usaha peternakan ayam menjadi lebih terbuka. Dukungan dari berbagai pihak, seperti pelatihan, fasilitasi akses pasar, dan pengenalan inovasi sederhana dalam pemeliharaan, akan semakin memperkuat posisi ayam sebagai sumber penghidupan yang produktif.
Pengembangan peternakan ayam di Nagari Tanjung Pondok adalah langkah yang tepat dan logistik. Ayam sudah dikenal masyarakat, diminati, dan terbukti memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan gizi yang signifikan. Masyarakat tidak perlu melakukan perubahan besar dalam kebiasaan mereka, cukup dengan meningkatkan cara pemeliharaan yang sudah ada agar hasil yang diperoleh lebih optimal. Jika tren ini terus dipertahankan, bukan tidak mungkin ayam dari Tanjung Pondok kelak menjadi salah satu ikon produk unggulan nagari. Hal ini tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi perekonomian warga, tetapi juga memperkuat identitas dan kemandirian pangan daerah. Pendataan yang dilakukan mahasiswa KKN pada bulan Juli 2025 menjadi pijakan penting untuk merancang program pengembangan yang lebih terarah, memastikan bahwa potensi yang dimiliki benar-benar dimanfaatkan secara maksimal demi kemajuan bersama.